● Tujuan BHD
mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yg adekuat sampai kondisi yg menyebabkan henti nafas dan henti jantung dapat diatasi.
● Definisi Henti Nafas dan Henti Jantung
Henti nafas adalah apabila pernafasan berhenti (apnea). Sedangkan henti jantung adalah apabila jantung berhenti berkontraksi dan memompa darah. Kedua keadaan ini saling kait-mengkait.
● Sebab-Sebab Henti Nafas dan Henti Jantung
Henti nafas dapat disebabkan oleh gangguan atau penyakit pada jalan nafas atau pernafasan (primer) dan henti jantung diakibatkan gangguan atau penyakit kardiovaskular (primer). Meskipun demikian banyak penyakit-penyakit yg secara sekunder akan membahayakan pernafasan dan jantung yg pada akhirnya mengakibatkan henti nafas dan henti jantung.
Sistem kardiovaskuler dan pernafasan selalu berinteraksi.
● Sebab-sebab henti nafas
a. Sumbatan jalan nafas
Sumbatan jalan nafas dapat terjadi total atau sebagian. Sumbatan jalan nafas total dengan cepat dapat menyebabkan edema otak atau edema paru, kelelahan bernafas, apnea sekunder dan kerusakan otak karena hipoksia seperti pada henti jantung.
Sebab-sebab sumbatan jalan adalah:
1. Darah
2. Muntahan
3. Benda asing
4. Trauma langsung pada wajah atau tenggorokan
5. Spasme larings, bronkus
6. Radang
7. Depresi susunan syaraf pusat oleh karena trauma kepala, tumor, gangguan metabolik dan obat-obatan misalnya narkotika.
b. Gangguan atau pemyakit paru
Kelainan patologis paru yg berat akan memperburuk oksigenasi dan ventilasi, yaitu:
1. Infeksi
2. Aspirasi
3. Asthma bronkhial
4. Edema paru
5. Kontusio paru
6. Pneumotoraks, hematoraks
c. Gangguan neuromuskular
Otot-otot pernafasan utama adalah diafragma dan otot-otot interkostal. Otot-otot interkostal dapat lumpuh bila terjadi kerusakan pada vertebra servikalis. Mislanya pada:
1. Myasthenia gravis
2. Sindrom guillain-barre
3. Multiple sclerosis
4. Poliomyelitis
5. Kyphoscoliosis
6. Distrofi muskuler
7. Penyakit motor neuron
●Sebab-sebab henti jantung
Sebab henti jantung dapat primer atau sekunder.
henti jantung primer adalah apabila penyebab yang langsung terjadi dari jantung, yaitu:
1. Gagal jantung
2. Temponade jantung
3. Miokarditis
4. Kardiomiopatik hipertrofik
5. Fibrilasi ventrikel akibat : iskemia miokardium, infark miokardium, sengatan listrik, obat-obatan, gangguan listrik.
henti jantung sekunder terjadi akibat gangguan yang berasal dari luar jantung, misalnya:
1. Asfiksia karena sumbatan jalan nafas
2. Anoksia karena tercekik, edema paru
3. Kehilangan darah banyak yang akut
4. Hipoksemia karena anemia
5 syok septik stadium hari
●Indikasi BHD
1. Henti jantung
2. Henti nafas
● Tahapan-tahapan BHD
tindakan BHD dilakukan secara berurutan dimulai dengan penilaian dan dilanjutkan dengan tindakan.
urutan tahapan BHD adalah menilai, mengaktifkan LGD/EMS (Emergency medical System), melakukan tindakan ABCD.
●Menilai kesadaran
Memeriksa pasien dan lihat responnya dengan menggoyang bahu pasien dengan lembut dan bertanya cukup keras "apakah kami baik-baik saja?" Atau "siapa namamu"
1. Bila pasien menjawab atau bergerak, biarkan pasien tetap lasa posisi ditemukan, kecuali bila ada bahaya pada posisi tersebut dan dipanta5 secara terus-menerus.
2. Bila pasien tidak memberikan respon, aktifkan EMS/LGD. Berteriaklah mencari bantuan, sembari buka jalan nafas.
Gbr. Menilai Kesadaran
Mengaktifkan Unit Gawat Darurat / UGD (Emergency Medical System = EMS)
Meminta bantuan atau dengan berteriak atau menelepon UGD/EMS misalnya 118.
Pada waktu meminta bantuan sebutkan lokasi kejadian, jenis kejadian (misalnya serangan jantung, trauma, dll) beberapa pasien yang perlu bantuan, kondisi pasien, bantuan apa yang sudah diberikan, dll)
AIRWAY
apabila pasien tidak memberikan respon, pastikan apakah pasien bernafas dengan sempurna. Untuk menilai pernafasan, pasien harus pada posisi terlentang dengan jalan nafas terbuka.
○Posisi pasien
Posisi pasien terbaik untuk dinilai pernafasan dan diberi bantuan resusitasi adalah pasien posisi terlentang pada dasar yang keras dan datar. Apabila pada saat ditemukan pasien pada posisi telungkup, maka harus ditelentangkan secara simultan antara kepala, bahu dan dada tanpa memutar badan (teknik roll-on)
○Posisi penolong
Posisi penolong disamping pasien, posisi siap untuk melakukan pemberian nafas buatan dan kompresi dada.
○buka jalan nafas
Pada pasien yang tidak sadar, maka tonus otot-otot rahang lemah sehingga lidah dan epiglotis dapat menyumbat farings atau jalan nafas atas.
Penolong dapat membuka jalan nafas dengan cara angkat kepala, angkat dagu (head thilt chin lift Manuever), cara lain untuk membuka jalan nafas adalah dorong rahang bawah (jaw thrust Manuever). Cara ini hanya boleh dilakukan oleh penolong seorang petugas kesehatan dan korban ada riwayat trauma kepala atau leher.
Dengan cepat bersihkan muntahan atau benda asing yang nampak ada dalam mulut.
○head thilt chin lift Manuever
Posisikan telapak tangan pada dahi smabil mendorong dahi kebelakang, pada waktu yang bersamaan, ujung jari tangan yang lain mengangkat dagu. Ibu jari dan telunjuk harus bebas agar dapat digunakan menutup hidung jika perlu memberikan nafas buatan.
○jaw thrust Manuever
Posisikan setiap tangan pada sisi kanan dan kiri kepala pasien, dengan siku bersandar pada permukaan tempat pasien terlentang dan pegang sudut rahang bawah dan angkat dengan kedua tangan akan mendorong rahang bawah depan.
Gbr. Head thilt-chin lift manuever dan jaw thrust manuever
Sambil mempertahankan jalan nafas terbuka, dinilai pernafasan dengan mendekatkan telinga ke hidung dan mulut pasien.
Look, Feel and Listen ada tidaknya udara keluar masuk :
- lihat pergerakan naik turunnya dada
- dengar suara nafas pada mulut pasien
- rasakan hembusan nafas dipipi
Gbr. Menilai Pernafasan
Penilaian ini dilakukan tidak boleh lebih dari 10 detik.
Bila pernafasan memadai:
Posisikan pasien pada posisi mantap (recovery position) bila tidak ada riwayat trauma leher, pantau terus pasien dan mencari bantuan. Bila tidak ada pernafasan cari bantuan (aktifkan LGD/EMS), pasien diposisikan telentang, buka jalan nafas dan bersihkan sumbatan yang terlihat didalam mulut pasien dan berikan bantuan pernafasan buatan.
○ Posisi sisi mantap (recovery position)
Pada pasien yang tidak sadar, bernafas spontan dan teraba sirkulasi spontan, maka pertolongan ditujukan untuk mempertahankan jalan nafas bebas dari sumbatan lidah dan mengurangi terjadinya aspirasi isi lambung. Oleh karena itu pasien diatur pada posisi mantap, yaitu:
- lengan yang dekat penolong diluruskan kearah kepala.
- lengan yang satunya menyilang dada, kemudian tekankan tangan tersebut ke pipinya.
- tarik tungkai hingga tubuh pasien terguling kearah penolong, baringkan miring dengan tungkai atas membentuk sudut dan menahan tubuh dengan stabil agar tidak menelungkup.
- periksa pernafasan terus menerus.
Gbr. Posisi Sisi Mantap (Recovery Position)
○ pernafasan buatan
Bantuan ini harus diberikan pada semua pasien yang tidak bernafas atau pernafasannya tidak memadai. Nafas buatan dimulai dengan 2 kali nafas pelan, efektif (dalam 1 detik), kemudian dilanjutkan nafas buatan 12x/menit.
Beberapa cara memberikan bantuan pernafasan buatan adalah:
- pernafasan buatan mulut ke mulut
- pernafasan buatan mulut ke hidung
- pernafasan buatan mulut ke sungkup
- pernafasan buatan dengan kantung nafas buatan (bag mask device)
1. Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut
Nafas buatan mulut ke mulut adalah cara yang paling sederhana, cepat meskipun menggunakan udara ekhalasi penolong dengan kadar oksigen sekitar 16% saja.
caranya :
- pertahankan head thilt chin lift
- jepit hidung dengan ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang melakukan head thilt
- buka sedikit mulut pasien
- tarik nafas panjang dan tempelkan rapat bibir penolong melingkari mulut pasien, kemudian tiupkan lambat, setiap tiupan selama 2 detik dan pastikan sampai daa terangkat.
- tetap pertahankan head thilt chin lift, lepaskan mulut penolong dari mulut pasien, lihat apakah dada pasien turun waktu ekshalasi.
Gbr. Pernafasan buatan mulut ke mulut
2. Pernafasan Buatan Mulut Ke Hidung
Nafas buatan ini dilakukan bila pernafasan mulut ke mulut sulit misalkan karena trismus, caranya adalah katupkan mulut pasien disertai chin lift, kemudian tiupkan udara seperti pernafasan mulut ke mulut. Buka mulut pasa waktu ekshalasi.
3. Pernafasan Buatan Mulut Ke Sungkup
Penolong meniupkan udara melalui sungkup yang diletakan diatas dan melingkupi mulut serta hidung pasien. Sungkup ini terbuat dari plastik transparan sehingga muntahan dan warna bibir pasien dapat terlihat.
caranya :
- letakkan pasien pada posisi terlentang
- letakkan sungkup pada muka pasien dan dipegang dengan kedua ibu jari
- lakukan head thilt chin lift/jaw thrust, tekan sungkup kemuka pasien agar rapat kemudian tiup melalui lubang sungkup sampai dada terangkat
- hentikan tiupan dan amati turunnya dada.
Gbr. Pernafasan buatan mulut kesungkup
4. Pernafasan Dengan kantung Nafas Buatan
Alat kantung nafas terdiri dari kantung dan katup satu arah yang menempel pada sungkup muka. Volume dari kantung nafas ini 1600 ml. Alat ini bisa digunakan untuk memberikan nafas buatan dengan atau disambungkan dengan sumber oksigen. Bila disambungkan ke oksigen dengan kecepatan aliran 12 liter per menit (ini dapat memberikan konsentrasi oksigen yang diinspirasi sebesar 7,40%), maka penolong hanya memompa sebesar 400-600 ml (6-7ml/kg) dalam 1-2 detik ke pasien, bila tanpa oksigen dipompakan 10 ml/kg berat badan pasien dalam 2 detik. Caranya dengan menempatkan tangan untuk membuka jalan nafas dan meletakkan sungkup menutupi muka dengan teknik E-C Clamp, yaitu ibu jari dan jari telunjuk penolong membentuk huruf "C" dan mempertahankan sungkup dimuka pasien. Jari-jari ketiga, empat dan lima membentuk huruf "E" dengan meletakkannya dibawah rahang bawah untuk mengangkat dagu dan rahang bawah, tindakan ini akan mengangkat lidah dari belakang faring dan membuka jalan nafas.
a. Bila dengan 2 penolong, satu penolong pada posisi diatas kepala pasien menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri dan kanan untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran disekitar sungkup dan mulut, jari-jari yang lain mengangkat rahang bawah dengan mengekstensikan kepala sembari melihat pergerakan dada. Penolong kedua secara perlahan (2 detik) memompa kantung sampai dada terangkat.
b. Bila 1 penolong, dengan ibu jari dan jari telunjuk melingkari pinggir sungkup dan jari-jari lainnya mengangkat rahang bawah, tangan yang lain memompa kantung nafas sembari melihat dada terangkat.
Gbr. Dua penolong
Gbr. Satu penolong
ANJURAN UNTUK PERNAFASAN BUATAN
Pada awal pemberian pernafasan buatan, berikan 2 kali perlahan (2 detik setiap kali tiupan) dan biarkan ekshalasi sempurna diantara nafas/tiupan. Bila hanya perlu nafas buatan saja, diberikan dengan kecepatan 10-12 nafas permenit, tetapi bila disertai kompresi jantung luar maka diberikan 30 kali kompresi dan 2 nafas per ventilasi untuk 1 atau 2 penolong sampai pasien dilakukan Intubasi trakhea.
CIRCULATION (SIRKULASI)
Henti jantung mengakibatkan tidak adanya tanda-tanda sirkulasi, artinya tidak ada nadi. Pada praktiknya penilaian tanda ada tidaknya sirkulasi oleh penolong adalah:
1. Setelah memberikan 2 kali nafas ke pasien yang tidak sadar, dan tidak bernafas, lihat apakah ada tanda-tanda sirkulasi yakni ada nafas, batuk dan gerakan-gerakan tubuh.
2. Bila pasien tidak bernafas, batuk atau melakukan gerakan, lakukan pemeriksaan nadi karotis.
3. Penilaian ini tidak boleh lebih dari 10 detik.
Catatan : penilaian sirkulasi ini harus dilakukan oleh petugas kesehatan, sedangkan untuk orang awam terlatih (petugas pemadam kebakaran, satpam dll) tidak dianjurkan, pada kelompok orang-orang ini bila mendapatkan poin 1 diatas, segera melakukan kompresi dada.
● Menilai nadi karotis, caranya :
Pertahankan posisi head thilt dengan satu tangan penolong dan tangan lainnya memegang leher pasien dan mencari trakhea dengan 2-3 jari sampai meraba batas trakhea dan otot-otot samping leher tempat lokasi nadi karotis bisa diraba. Dengan tekanan lembut nadi karotis akan teraba, apabila nadi karotis tidak teraba segera lakukan kompresi dada.
Gbr. Letak nadi karotis
●Kompresi dada
Teknik kompresi dada adalah memberikan tekanan pada setengah bawah tulang dada (sternum) berulang-berulang dan berirama.
● menentukan lokasi kompresi dan posisi tangan
- tentukan lokasi kompresi setengah bagian bawah tulang dada dengan telunjuk dan jari tengah menyusur batas bawah iga sampai titik temu dengan sternum
- posisikan tumit tangan satunya diatas sternum tepat disamping telunjuk tersebut. Ini adalah titik tumpu kompresi
- tumit tangan satunya diletakan diatas tangan yang sudah berada tepat di titik kompresi
- jari-jari kedua tangan dirapatkan dan diangkat agar tidak ikut menekan.
Gbr. Lokasi Kompresi dan posisi tangan
● teknik kompresi dada
- penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada pasien dengan siku lengan lurus, menekan sternum sedalam 4-5cm- ulangi gerakan kompresi, lepas, kompresi, lepas, sekitar 100 kali permenit, rasio kompresi dan melepas 1:1
- setiap selesai 30 kali kompresi dada, buka jalan nafas dan berikan 2 nafas buatan efektif, kemudian kompresi dada lagi 30 kali dan seterusnya
- setiap selesai 5 siklus atau setiap 2 menit, dilakukan penilaian tanda-tanda pernafasan dan sirkulasi.
● penilaian pulihnya sirkulasi
- Setelah 5 siklus kompresi dan ventilasi (rasio 30:2), dinilai kembali keadaan pasien dengan memeriksa tanda-tanda sirkulasi dan dilakukan tidak lebih dari 10 detik
- Bila tanda-tanda sirkulasi tidak ada, teruskan kompresi dada dan ventilasi
- Bila ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan penilaian terhadap pernafasan, yaitu :
○ Bila nafas ada, posisikan pasien pada posisi mantap (recovery position) dan pantau pernafasan dan sirkulasi
○ Bila nafas tidak ada, berikan nafas buatan 12 kali permenit dan pantau sirkulasi.
● Resusitasi dengan 2 penolong
Apabila ada 2 penolong, ada beberapa hal yg perlu diperhatikan :
1. Jika penolong pertama sedang memberikan nafas buatan, penolong kedua yang baru datang mengambil posisi kompresi dada yang benar. Penolong ini mengambil alih kompresi dada setelah penolong pertama selesai memberikan 2 nafas buatan. Posisi kedua penolong berseberangan dari pasien.
2. Penolong kompresi dada melakukannya dengan hitungan suara yang keras
3. Jika penolong ingin berganti tempat, penolong kompresi memberi aba-aba. Pindah tempat dilakukan akhir kompresi dada ke 30, segera pindah ke posisi nafas buatan dan memberi 2 nafas buatan penolong yang semula memberi nafas buatan pindah ke posisi kompresi dada dan melakukan kompresi segera setelah nafas buatan.
● Komplikasi BLS
1. Regurgitasi, aspirasi
2. Fraktur sternum, costae
3. Pneumothoraks, hemotoraks, kontusio paru
4. Laserasi hati, limpa
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PASA ANAK
SEBAB-SEBAB HENTI JANTUNG PADA ANAK
1. Kegawatan nafas yang tidak dikelola dengan benar
2. Akibat penyakit atau trauma
3. Masalah gangguan irama jantung primer jarang terutama pada anak umur kurang dari 8 tahun.
TANDA-TANDA HENTI JANTUNG
1. Tidak sadar
2. Pernafasan tidak memadai
3. Tidak ada tanda-tanda sirkulasi (tidak ada nafas, tidak ada batuk, tidak ada gerakan) termasuk tidak asa nadi.
TAHAPAN-TAHAPAN BHD
Tahapan BHD pada anak dilakukan secara berurutan dimulai dengan menilai kesadaran, mengaktifkan LGD/EMS dan tindakan ABC (airway, breathing, circulation).
BHD pada anak umur 8 tahun keatas sama dengan dewasa.
1. Airway (jalan nafas)
● posisi pasien
Bila anak tidak sadar, posisikan anak sebagai satu unit ke posisi terlentang pada alas yang datar dan keras, sehingga bila diperlukan tindakan kompresi dada bisa segera dilakukan.
● buka jalan nafas
Penyebab paling sering sumbatan jalan nafas pada anak yang tidak sadar adalah lidah. Untuk itu segera dilakukan pembukaan jalan nafas dengan cara head thilt chin lift manuever. Apabila penolong adalah petugas kesehatan dan korban ada riwayat trauma kepala atau leher dilakukan jaw thrust manuever.
a. Head thilt chin lift manuever
Letakkan satu tangan diatas kepala anak dan ekstensikan kepala ke belakang. Pada saat yang sama jari-jari tangan yang lain memegang rahang bawah anak dekat dagu dan angkat dagu.
Gbr. Head thilt chin lift manuever
b. Jaw thrust manuever
Untuk membuka jalan nafas digunakan cara angkat rahang bawah, yaitu: tempatkan dua atau tiga jari dibawah kedua sisi rahang bawah yaitu pada sudutnya dan angkat rahang bawah ke atas dan keluar.
Gbr. Jaw thrust manuever
BREATHING
● penilaian pernafasan
Pertahankan jalan nafas terbuka dan melihat tanda-tanda pernafasan anak.
Melihat naik dan turunnya dada dan perut, dengarkan pada hidung dan mulut anak adanya udara ekshalasi dan rasakan gerakan udara yang keluar dari mulut anak dengan pipi penolong. Tindakan ini tidak lebih dari 10 detik.
Apabila anak bernafas spontan dan tidak ada riwayat trauma, posisikan anak ke posisi sisi mantap untuk mempertahankan jalan nafas terbuka.
Gbr. Posisi sisi mantap (Recovery Position)
● pernafasan buatan
Apabila pernafasan tidak ada atau tidak mmemadai, tetap jaga jalan nafas terbuka dan berikan dua nafas buatan pelan (1 detik per nafas).
Pemberian nafas buatan dapat dilakukan dengan :
- pernafasan buatan dari mulut ke mulut dan hidung
- pernafasan buatan dari mulut ke mulut
- pernafasan buatan dengan kantong alat nafas.
1. pernafasan buatan dari mulut ke mulut dan hidung
Bila anak berumur kurang dari 1 tahun, posisikan mulut penolong menutupi mulut dan hidung anak sampai tidak ada kebocoran.
Tiup kedalam mulut dan hidung bayi dan usahakan dada terangkat pada setiap tiupan.
2. Pernafasan buatan dari mulut ke mulut
Bila anak berumur 1 sampai 8 tahun dilakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut.
Dengam menjaga jalan nafas terbuka, tutup hidung anak dengan ibu jari dan telunjuk penolong, kemudian mulut penolong menutupi mulut anak dan berikan dua kali bantuan nafas sampai terlihat dada terangkat pada setiap bantuan nafas.
3. Pernafasan buatan dengan alat kantong nafas
Untuk memberikan ventilasi dengan kantong nafas harus dipilih ukuran kantong dan sungkup yang sesuai. Sungkup harus dapat menutupi hidung dan mulut anak tanpa menutupi mata dan pipi.
Caranya dengan menempatkan tangan untuk membuka jalan nafas dan meletakkan sungkup menutupi muka anak dengan teknik E-C Clamp yaitu ibu jari dan jari telunjuk penolong membentuk huruf "C" dan mempertahankan sungkup dimuka anak. Jari-jari ketiga, empat dan lima membentuk huruf "E" dengan meletakkannya dibawah rahang bawah untuk mengangkat dagu dan rahang bawah : tindakan ini akan mengangkat lidah dari belakang faring dan membuka jalan nafas.
Gbr. Pernafasan buatan